Rabu, 02 November 2016

Praktikum 4,5,7

Capping Beton Silinder


Tujuan

Capping dilakukan untuk mempersiapkan spesimen beton silinder untuk pelaksanaan pengujian kuat tekan. Pemberian capping diperluka untuk memastikan distribusi beban aksial yang merata ke seluruh bidang tekan silinder

Alat

  1. Cetakan capping dengan ukuran sesuai dimensi spesimen
  2. Alat untuk mencairkan sulfur

Bahan

Sulfur

Prosedur

  1. Siapkan sulfur, pemanas dengan suhu sampai 130 derajat C, dan termometer logam untuk memeriksa suhu
  2. Lelehkan sulfur
  3. Setelah menjadi cair, aduk sulfur sebelum dituangkan ke dalam cetakan capping
  4. Tuagkan sulfur cair ke dalam cetakan kemudian letakkan beton silinder dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder beton sebelum diletakkan dalam keadaan kering
  5. Langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum sulfur cair membeku
  6. Ketebalan capping harus sekitar 3 mm dan tidak melebihi 8 mm
  7. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, capping didiamkan lebih dahulu. Jika menggunakan sulfur hanya perlu didiamkan selama 2 menit.
Proses Capping terhadap Beton Silinder


Uji Kuat Tekan Beton

Tujuan


Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dengan dirawat di laboratorium. Kekuatan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang benda.



Alat


UTM dengan kapasitas 100 ton



Bahan


2 buah beton silinder 7 hari



Prosedur


  1. Ambil benda uji dari tempat perawatan.
    Dua buah beton yang akan diuji tekan

  2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
  3. Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2 per detik.
    Proses pengujian beton dengan alat tekan

  4. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah benda uji beban maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
    Jarum pada alat tekan menunjukkan beban maksimum yang dapat diterima benda uji.
    Beton yang hancur setelah mendapat pembebanan maksimum
  5. Lakukan langkah 1, 2, 3, dan 4 pada beton kedua.


Hasil Percobaan


Diameter beton : 15 cm

Luas permukaan beton : 176,7146 cm2



Umur
Beton ke-  
Berat Beton (kg)
Beban maks. (kg)
Kuat Tekan (kg/cm2)
Kuat tekan = P / A
Rata-rata Kuat Tekan (kg/cm2)
7 hari
1
11,9
14000
79,22
80,635
2
11,9
14500
82,05
14 hari
3
12,02
23200
131,28
124,49
4
12,04
20800
117,70
28 hari
5
11,84
32800
185,61
188,155
6
12,08
33700
190,70



Analisa


Pada hari ke-7 beton memiliki kuat tekan rata-rata 80,635 kg/cm2. Pada hari ke-14, beton memiliki kuat tekan rata-rata 124,49 kg/cm2. Pada uji tekan hari ke-28 didapatkan hasil kuat tekan sebesar 185.61 kg/cm2  dan 190.70 kg/cm2 . Hasil yang didapat kurang dari yang direncakan yaitu sebesar 200 kg/cm2. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan perhitungan dan kesalahan pencampuran.

Minggu, 30 Oktober 2016

Pengenalan Teknologi Material Konstruksi Logam

Pendahuluan

Siklus Material


  1. Penambangan (Mining) : menggali konsentrat mineral khususunya bijih besi
  2. Peleburan (Melting): menghasilkan pig iron
  3. Pembentukan (Forming): menghasilkan produk setengah jadi (cast iron)
  4. Pengerjaan (Fabricaion): menghasilkan produk jadi/peralatan
  5. Operasi dan perawatan: bangunan/peralatan jarang segera rusak
  6. Korosi: produk korosi akan kembali ke bumi

Siklus Material


Half Finished Products

  • Plat (pelat)
    Plat steel
  • Sheet (lembaran)
    Sheet steel
  • Tube dan Pipe
    Pipe steel
  • Structure Profile
    H profile
  • Wire (kawat) dan Wire Rope (kabel sling)
    Wire steel
    Wire rope


Standar dan kode


  • Material standards
  • Products standards
  • Design Codes
  • Manufacturing Codes

Engineering Material


Logam dan Paduan


Jenis Logam dan Paduan


  • Baja (steel) : baja karbon dan baja paduan
  • Besi cor (cast iron)
  • Alumunium dan paduannya
  • Tembaga dan paduannya
  • Titanium dan paduannya
  • Superalloy: Ni-, Co-, Fe-
  • Timah putih-timah hitam dan paduannya

Sifat Fisik Material


  • Titik cair
  • Massa jenis
  • Konduktivitas panas
  • Konduktivitas listrik
  • Koefisien muai

Sifat Mekanik Material


  • Kekuatan luluh (yield strength)
  • Kekuatan tarik (tensile strength)
  • Perpanjangan (elongation)
  • Kekerasan (hardness)
  • Harga impact
  • Batas lelah (fatigue limit)
  • Batas mulur (creep limit)
  • Ketahanan aus


Sifat Kimia Material


  • Ketahanan Korosi


Sifat Teknologi


  • Mampu cor (castability)
  • Mampu bentuk (formability)
  • Mampu las (weldability)
  • Mampu keras (hardenability)
  • Mampu mesin (machinability)



 

Pengujian dan Pemeriksaan (Testing & Inspection)


Pengujian Material (Material Testing)




  • Pengujian mekanik: uji tarik, uji lentur, uji geser, uji tekan, uji keras, uji impact, uji fatigue, uji creep, dan uji aus
  • Pengujian korosi

 Pemeriksaan (Inspection)

  • Pemeriksaan material
  • Pemeriksaan komponen / peralatan

Teknik Pemeriksaan



  • Merusak (destructive): Metalografi
  • Tidak merusak (non destructive): Visual Dye penetrant, Ultrasonic, X-ray radiography, Magnetic particle, Eddy current, Infra-red thermography

 

Pengujian Mekanik



Macam-macam pengujian mekanik

  • Uji tarik (tension test)
  • Uji impak (impact test)
  • Uji lelah (fatigue test)
  • Uji kekerasan (hardness test)
  • Uji mulur (creep test)
  • Uji lentur (flexure tes7)
  • Uji tekuk (bend test)


Uji tarik (tension test)



Sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik adalah:

  • Kekuatan Tarik (tensile strength)
  • Kekuatan Luluh (yield strength)
  • Keuletan (ductility)
  • Ketangguhan (toughness)
  • Modulus Elastisitas


Metoda pengujian uji tarik adalah Spesimen uji tarik dijepit di kedua ujungnya dan ditarik dengan kecepatan konstan, dengan demikian specimen akan bertambah panjang dengan pertambahan panjang ΔL. Akibat pertambahan panjang yang dialami specimen, maka load cell akan mencatat reaksi berupa gaya tarik, yaitu P.



Kurva Tegangan-Regangan Teknik (Engineering Stress-Strain Curve)

Tegangan













 Regangan




Kekuatan tarik
Kekuatan Luluh











Keuletan Regangan pada titik patah ef



Keuletan Reduksi penampang q
 



Modulus Elastisitas
 
Di daerah elastis tegangan material akan sebanding dengan regangan yang terjadi. Berlaku Hukum Hooke

σ = E. e

Di daerah plastis deformasi plastis terjadi saat tegangan kerja melebihi kekuatan luluh
(σk> σy). Akibat dari deformasi plastis adalah material yang berubah bentuk tidak kembali ke bentuk semula. ­Untuk menghindari kejadian ini digunakan faktor keamatan (Safety Factor) untuk beban statis (SF = σi / σy).

Material akan patah saat tegangan kerja melebihi tegangan ultimate (σk> σu). Untuk menghindari kejadian ini digunakan faktor keamanan (Safety Factor) untuk beban statis
(SF = σi / σu).




Kurva Tegangan-Regangan Sebenarnya (True Stress-Strain Curve)

Tegangan true
Regangan true






Kurva tegangan-regangan sebenarnya sering didekati dengan menggunakan persamaan berikut:


Uji Impak (Impact Testing)



Pengujian impak dilakukan untuk mendapatkan data keuletan material atau ketangguhan daerah lasan. Spesimenyang diberi takikan (notch) menerima beban tiba-tiba. Besarnya energi yang digunakan untuk mematahkan spesimen diukur. Energi untuk mematahkan spesimen diukur berdasarkan pada perbedaan energi potensial dari bandul pemukul pada saat sebelum dan sesudah memukul spesimen.



E = mg (a-b)



E = energi untuk mematahkan spesimen (joule)



m = masa bandul pemukul



g = percepatan grafitasi



a = beda tinggi titik pusat masa bandul pemukul ke spesimen saat sebelum memukul



b = beda tinggi pusat masa bandul sesudah memukul spesimen





Uji kelelahan


Material bila menerima beban dinamis kelakuannya tidak sama bila dibandingkan dengan kelakuannya pada pembebanan statis. Metoda pengujian fatigue:

  • Metoda fatigue lentur putar (Rotating Bending Fatigue )
  •  Metoda fatigue axial (Axial Fatigue)

Batas fatigue dan kekuatan fatigue material bergantung pada beberapa faktor antara lain:

  • Ukuran komponen
  •  Konsentrasi tegangan, misalnya adanya takikan
  • Kekasaran permukaan clan proses pengerjaan
  • Tegangan sisa