LINGKUNGAN LAUT
Lingkungan
laut terdiri dari 4 zona, yakni atmosfer laut, splash zone (zona terpercik),
tidal zone (zona pasang surut), dan
submerged zone (zona terendam).
Zona
Atmosfer Laut
- Korosi dipengaruhi jumlah partikel garam yang terbawa angin dan mengendap
- Rentan retak karena perubahan suhu
Zona Tidal
- Selalu dibasahi percikan air laut
- Rentan retak karena abrasi, erosi, benturan, dan reaksi kimia
- Merupakan zona paling agresif
- Ketinggian maksimum pada air pasang, dan minimum pada air surut
Zona Terendam
- Endapan garam dapat tertinggal pada struktur
- Korosi pada baja disebabkan organisme laut
- Rentan retak karena abrasi, erosi, benturan, dan zat kimia
Zona Terendam
- Kerusakan beton disebabkan zat kimia seperti: Sulfat, Klorida, CO2
- Terdapat kandungan Sulfida dan Amoniak
KERUSAKAN BETON
Beton dapat mengalami kerusakan yang dapat disebabkan
faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika dapat berupa pengikisan dan
retak-retak. Sedangkan faktor kimia dapat berupa korosi. Kerusakan beton
biasanya tidak hanya terdiri dari satu mekanisme kerusakan saja, tetapi bisa
terdiri dua/lebih mekanisme.
Faktor Fisika
Pengikisan Permukaan
- Benturan : beban yang datang tiba-tiba, dihasilkan dari kecepatan benda-yang-menabrak-beton yang sangat besar sehingga menimbulkan impuls yang besar juga.
- Abrasi : kerusakan disebabkan pasir, kerikil, atau benda padat lainnya.
- Erosi : kerusakan disebabkan air, angin, dan hujan.
- Kavitasi : kerusakan disebabkan hantaman air berkecepatan tinggi yang diperngaruhi kualitas beton, lekatan agregat kasar dan pasta semen, serta ukuran maksimum agregat kasar.
Retak
Pada
beton segar terdiri dari plastic shrinkage dan crazing.
- Plastic shrinkage: air yang menguap lebih cepat dari pada bleeding, maka permukaan akan menyusut.
-
Crazing : retak halus tidak menembus ke permukaan hanya berupa masalah kosmetik
Pada beton
mengeras terdiri dari drying shrinkage, thermal shrinkage, beban siklik,
kebakaran, kristalisasi garam, serta pembekuan dan pencairan.
- Driying shrinkage
- Campuran air lebih besar untuk proses hidrasi. Air yang tersisa menguap, maka beton menyusut.
- Menyebabkan tarikan oleh tulangan.
- Merupakan penyebab retak yang tidak dapat dihindari.
- Thermal shrinkage
- Kenaikan suhu akibat panas hidrasi.
- Perbedaan temperatur, interior panas sedangkan permukaan dingin
- Mengakibatkan tegangan tarik.
- Kritalisasi Garam
- Stress akibat kristalisasi garam pada beton permeabel menyebabkan retak-retak.
- Beban siklik
- Akibat angin, arus, dan gelombang.
- Dipengaruhi lekatan agregat dan pasta semen.
- Semakin kecil ukuran agragat, semakin tinggi ketahanan fatigue-nya.
- Kebakaran
- Mengurangi kuat tekan beton, modulus elastisitas, dan kuat lekat pada baja.
- Tergantung tinggi suhu dan lama.
- Pembekuan dan pencairan
- Biasanya terjadi di daerah dingin.
Faktor Kimia
Faktor kimia biasanya disebabkan korosi dan karbonasi.
Korosi
Korosi dimulai saat lapisam oksida pelapis tulangan rusak
karena ion klorida terakumulasi atau karena karbonasi. Mekanismenya menyerang
tulangan dan relatif tidak menyerang material beton sendiri. Korosi yang
disebabkan ion klorida dapat menyebabkan luas penampang baja menyusut.
Faktor pengendali proses korosi adalah mekanisme penetrasi
ion klorida yang masuk ke beton melalui selimut beton. Karena beton bersifat
basa (mengandung OH-), ketika bereaksi dengan tulangan baja dapat membentuk
lapisan pelindung pasif. Lapisan pasif adalah lapisan yang menghalangi kontak
air dan oksigen. Oleh karena air laut memiliki ion klorida yang agresif, maka
air laut dapat menghancurkan lapisan pasif beton. Selain itu, penghancur
lapisan pasif lainnya yakni rekasi CO2 dengan hidroksil beton serta serangan
sulfat dan klorida.
Mekanisme Korosi
Korosi merupakan proses eletrokimia yang disebabkan
perbedaan potensial sel disepanjang baja.
Korosi dapat disebabkan air. Air dapat diperoleh dari dua
cara:
1. Dari luar atau uap air di udara yang masuk melalui
pori-pori beton karena beton tidak kedap air.
2. Dari dalam melalui proses karbonasi karena beton tidak
kedap udara maka CO2 dihasilkan dari hidrasi.
CO2 + Ca(OH)2 -> CaCO3 + H2O
Pembentukan karat menyebabkan volume beton pada batas beton
dan tulang akan meningkat. Kerusakan akibat karat terdiri dari crack, spall,
dan delamination.
Karbonasi
Karbonasi disebabkan CO2 dari penyerapan atmosfer atau
pembusukan tanaman laut. Akibat penyerapan tersebut, dapat mengakibatkan beton
ber-pH rendah sehingga lapisan pasif dapat rusak. Karbonasi terdiri dari dua
zona, yakni zona karbonasi dan zona tidak terkarbonasi.
PERANCANGAN CAMPURAN BETON
Adapun tahapan perancangan campuran beton sebagai berikut.
1. Memilih nilai slump
2. Memilih ukuran maksimum agregat kasar
3. Estimasi kebutuhan air pencampur dan kandungan udara
4. Memilih perbandingan air semen
5. Menentukan Jumlah Semen
6. Estimasi volume agregat kasar berdasarkan ukuran agregat
maksimum dan modulus kehalusan agregat halus
7. Estimasi kandungan agregat halus
8. Koreksi kandungan air pada agregat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar