1. ASTM (American Society for Testing Materials)
![]() | ||||
ASTM (American Society for Testing Materials)
adalah standard operasional / metode analisa Amerika untuk pengujian
material, yang sudah dibakukan.
- ASTM C 136 - 1984 A : Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse AggregatesSpesifikasi uji standar untuk analisis saringan agregat halus dan kasar. Biasa digunakan dalam menentukan distribusi dari ukuran agregat. Metode pengujian ini digunakan terutama untuk menentukan gradasi dari bahan yang diusulkan untuk digunakan sebagai agregat. Hasilnya digunakan untuk menentukan distribusi ukuran partikel dengan persyaratan spesifikasi yang berlaku.
- ASTM C 33 - 1990 : Standard Specification for Concrete Aggregates
Spesifikasi standar untuk agregat dalam beton. Spesifikasi ini mendefinisikan persyaratan untuk grading dan kualitas agregat halus dan kasar (selain agregat ringan atau berat) untuk digunakan dalam beton - ASTM C 88 - 1990 : Standard Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate
Spesifikasi uji tingkat kesehatan beton dengan menggunakan Sodium Sulfat atau Magnesium Sulfat. Metode pengujian ini meliputi pengujian agregat untuk memperkirakan kesehatan beton ketika mengalami pelapukan tahap awal. Hal ini dilakukan dengan perendaman berulang dalam larutan jenuh Natrium atau Magnesium Sulfat diikuti dengan pengeringan oven untuk sebagian atau seluruhnya sehingga mengalami dehidrasi garam, lalu diendapkan di ruang permeabel berpori. Metode tes ini melengkapi informasi yang berguna dalam menilai tingkat kesehatan agregat ketika informasi yang diinginkan tidak tersedia dari catatan bahan terkena kondisi pelapukan yang sebenarnya.
- ASTM C 227- 1990 : Standard Test Method for Potential Alkali Reactivity of Cement-Aggregate Combinations (Mortar-Bar Method)Spesifikasi uji potensi reaktivitas semen-agregat terhadap Alkali. Metode pengujian ini mencakup penentuan kerentanan kombinasi semen-agregat untuk reaksi yang melibatkan ion hidroksil yang terkait dengan alkali (natrium dan kalium) dengan mengukur kenaikan (atau penurunan) panjang beton selama curing.
- ASTM C 289 - 1987 : Standard Test Method for Potential Alkali-Silica Reactivity of Aggregates (Chemical Method)
Spesifikasi uji potensi reaktivitas agregat terhadap Alkali-Silika dengan metode kimiawi.
Metode pengujian ini meliputi penentuan potensi reaktivitas kimia agregat dengan alkali dalam beton yang menggunakan semen portland yang ditunjukkan oleh reaksi selama 24 jam pada 80°C antara Natrium Hidroksida 1M dan agregat yang telah hancur dan diayak. - ASTM C 40 - 1992 : Standard Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete
Spesifikasi uji kotoran agregat halus pada beton. Metode pengujian ini digunakan dalam membuat penentuan awal agregat halus terhadap kotoran organik. - ASTM C 117 - 1990 : Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by WashingSpesifikasi uji material lebih halus dari saringan No. 200 dalam agregat dengan metode cuci. Metode pengujian ini mencakup penentuan jumlah lebih halus bahan dari 75-mm (No. 200) dalam agregat dengan cara mencuci. Partikel tanah liat dan partikel agregat lain yang dapat larut dalam air akan terpisah dengan sendirinya.
2. AS (Australian Standard)
Standar Australia adalah organisasi
standar yang didirikan pada tahun 1922 dan diakui melalui Memorandum of
Understanding dengan pemerintah Australia sebagai badan pengembangan
standar non-pemerintah puncak di Australia.
- AS 1141.35 : Metode untuk uji kotoran gula dalam agregat
- AS 2789.1 : Metode untuk uji partikel ringan
3. BS (British Standard)
British Standards adalah suatu standar yang diterbitkan oleh BSI British Standards,
suatu divisi dari BSI Group. Keberadaannya dinyatakan dalam suatu Royal
Charter dan secara formal ditunjuk sebagai badan standardisasi nasional
(national standards body) untuk Britania Raya.
- BS 3148:1980 : Metode pengujian jumlah air untuk membuat beton (termasuk catatan pada kesesuaian air)
4. SNI (Standar Nasional Indonesia)
SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
- SNI 03-3407-2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
- SNI 03-3416-1994 : Metode pengujian partikel halus dalam agregat.
- SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200.
- SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton.
- SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.
- SNI 03-2417-2008 : Metode pengujian keausan agregat
dengan mesin Los Angeles.
5. European Standar
European Standard diidentifikasi dengan kode referensi unik yang berisi huruf 'EN'.
Standar Eropa adalah standar yang telah diadopsi oleh salah satu dari
tiga Standardisasi Organisasi diakui Eropa (ESOS): CEN, CENELEC atau
ETSI. Hal ini dihasilkan oleh semua pihak yang berkepentingan melalui proses berdasarkan transparan, terbuka dan konsensus.
- ES ENV 206 : 1992 : Metode pengujian workabilitas uji slump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar