Rancangan Campuran Beton
Tujuan
Perancangan campuran beton dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran beton yang ekonomis dan memenuhi syarat kelecakan, kekuatan, dan durabilitas.
Prosedur perancangan
Prosedur perancangan proporsi campuran beton dengan menggunakan ACI Committe 2011 adalah sebagai berikut:
- Pemilihan Nilai SlumpNilai slump biasanya ditentukan dalam spesifikasi, tapi apabila tidak ditentukan maka tabel dibawah ini dapat digunakan untuk berbagai jenis konstruksi.
Tabel 1 Nilai Slump yang disarankanJenis KonstruksiSlump (mm)MaksimumMinimumDinding Pondasi, footing, dinding basement7525Dinding dan balok10025Kolom10025Perkerasan dan lantai7525Beton dalam jumlah besar (dam)5025 - Pemilihan Ukuran Maksimum Agregat KasarPemilihan ukuran maksimum agregat kasar dilakukan sebagai pembatasan struktural untuk penulangan dan pemadatan. Biasanya ukuran maksimum agregat kasar ditentukan dalam spesifikasi, tapi apabila tidak ditentukan dapat menggunakan persyaratan sebagai berikut:
- 1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
- 1/3 tebal pelat
- 3/4 jarak bersih selimut beton
- 2/3 jarak bersih antar tulang
- Estimasi Kebutuhan Air Pencampur dan Kandungan UdaraJumlah air pencampur persatuan volume beton yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai slump tertentu sangat bergantuk pada ukuran maksimum agregat, bentuk serta gradasi agregat dan juga pada jumlah kebutuhan kandungan udara pada campuran.Tabel 2 Kebutuhan Air Pencampuran dan Udara
Untuk Berbagai Nilai Slump dan Ukuran Maksimum Agregat
Jenis betonSlump (mm)Air (kg/m3)10 mm12,5 mm20 mm25 mm40 mm50 mm75 mmTanpa penambahan udara25 - 5020520018518016015514075 - 100225215200190175170155150 - 175240230210200185175170Udara tersekap (%)32,521,510,50,3Dengan penambahan udara25 - 5018017516516015014013575 - 100200190180175170155150150 - 175215205190180170165160Udara tersekap (%)87654,543,5
- Pemilihan Nilai Perbandingan Air SemenHubungan rasio air semen dan kekuatan beton yang dihasilkan seharusnya dikembangkan berdasarkan material yang sebenernya yang digunakan dalam pencampuran. Sebelum memilih nilai a/s, sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu nilai kuat beton rata-rata dengan cara:fm = fc' + 1,64 Sd
fm : nilai kuat beton rata-rata
fc : nilai kuat tekan karatkterisik (yang disyaratkan)Sd : standar deviasi (dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini). Standar deviasi dipilih berdasarkan kondisi dan letak pengerjaannya.Tabel 3 Klasifikasi Standar Deviasi
Kondisi PengerjaanStandar DeviasiLapanganLaboratoriumSempurna<3<1,5Sangat Baik3 - 3,51,5 - 1,75Baik3,5 - 41,75 - 2Cukup Baik4 - 52 - 2,5Kurang Baik>5>2,5
Setelah didapat nilai fm, maka langkah selanjutnya menentukan perbandingan air semen dengan melihat tabel di bawah ini.Tabel 4 Hubungan Rasio Air-Semen dan Kuat Tekan BetonKuat Tekan Beton Umur 28 Hari (Mpa)Rasio Air Semen (Perbandingan berat)Tanpa Penambahan UdaraDengan Penambahan Udara480,33-400,410,32350,480,40280,570,48200,680,59140,820,74 - Perhitungan Kandungan Semen
Berat semen yang dibutuhkan adalah sama dengan jumlah berat air pencampur (step 3) dibagi dengan rasio air semen (step 4).
berat semen= (berat air pencampur)/(rasio air semen) -
Estimasi Kandungan Agregat KasarUntuk menentukan kandungan agregat kasar, terlebih dahulu kita tentukan Modulus Kehalusan dari agregat. Semakin halus pasir dan semakin besar ukuran maksimum agregat kasar, semakin banyak volume agregat kasar yang dicampurkan untuk menghasilkan campuran beton dengan kelecakan (workabilitas) yang baik.Volume agregat kasar per 1 m3 beton adalah sama dengan fraksi volume yang didapat dari tabel dibawah ini. Volume ini kemudian dikonversikan menjadi berat kering agregat kasar dengan mengalikannya dengan berat isi kering dari agregat yang dimaksud.
Tabel 5 Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton
untuk Beton dengan Slump 75-100 mm
Ukuran agregat kasar (mm)Volume Agregat Kasar Persatuan Volume Beton untuk Berbagai Nilai Modulus Kehalusan Pasir2.42.62.83100,500,480,460,4412.50,590,570,550,53200,660,640,620,60250,710,690,670,6537.50,750,730,710,69500,780,760,740,72750,820,800,780,761500,870,850,830,81
Untuk campuran dengan nilai slump 75-100 mm, volume agregat kasar dapat diperoleh dengan mengoreksi nilai pada tabel 5 dengan nilai koreksi pada tabel 6.
Tabel 6 Faktor Koreksi untuk Nilai Slump Berbeda
Slump (mm)Faktor Koreksi untuk Berbagai Ukuran Maksimum Agregat10 mm12,5 mm20 mm25 mm40 mm25 - 501,081,061,041,061,0975 - 1001,001,001,001,001,00150 - 1750,970,981,001,001,00
BAK = MAK x VAK x FkBAK : Berat Agregat KasarMAK : Massa Agregat KasarVAK : Volume Agregat KasarFk : Faktor Koreksi - Estimasi Kandungan Agregat Halus
Pertama, tentukan terlebih dahulu berat jenis beton segar dengan menggunakan Ukuran Maksimum Agregat.Tabel 7 Estimasi Awal untuk Berat Jenis Beton SegarUkuran Agregat Maksimum (mm)Massa Jenis Beton Segar (Kg/m3)Tanpa Penambahan UdaraDengan Penambahan Udara9,52304221412,72334225619,12376230425,42406234038,2442237650,82472240076224962424152,425382472
BAH = BBS - BAK - AIR - SEMENBAH : Berat Agregat HalusBBS : Berat Beton SegarBAK : Berat Agregat Kasar - Koreksi Kandungan Air pada Agregat
Karena dalam step sebelumnya agregat diasumsikan dalam kondisi SSD, maka kandungan air di dalamnya harus dikoreksi.BAK koreksi = BAK + ( BAK x Daya Serap Air Agregat Kasar )BAH koreksi = BAH + ( BAH x Daya Serap Air Agregat Halus ) - Koreksi Berat Air
Berat Air koreksi = BBS - BAK koreksi - BAH koreksi - Semen
Hasil Percobaan
No
|
Parameter
|
|
Nilai/satuan
|
Penetapan Variabel Perencanaan
|
|||
1
|
Kategori jenis struktur
|
=
|
K-200
|
2
|
Slump rencana
|
=
|
10 cm
|
3
|
Rencana kuat tekan beton
|
=
|
26,56 MPa
|
4
|
Modulus kehalusan agregat halus
|
=
|
4,09
|
5
|
Ukuran maksimum agregat kasar
|
=
|
25 mm
|
6
|
Berat jenis agregat halus (pasir) - SSD
|
=
|
2343,1 kg/m3
|
7
|
Berat jenis agregat kasar (kerikil) - SSD
|
=
|
2706 kg/m3
|
8
|
Berat volume/isi agregat kasar
|
=
|
1291,6 kg/m3
|
Perhitungan Komposisi Unsur Beton
|
|||
9
|
Rencana air adukan beton
|
=
|
190 kg
|
10
|
Prosentase udara terperangkap
|
=
|
1,5 %
|
11
|
Perbandingan W/C
|
=
|
0,60355
|
12
|
Perbandingan W/C maksimum
|
=
|
0,60355
|
13
|
Berat semen yang diperlukan
|
=
|
314,80 kg
|
14
|
Volume agregat kasar perlu bagi 1 m3 beton
|
=
|
54,1 %
|
15
|
Berat agregat kasar (kerikul) perlu
|
=
|
698,7556 kg/m3
|
16
|
Volume semen
|
=
|
0,0999 m3
|
17
|
Volume air
|
=
|
0,19 m3
|
18
|
Volume agregat kasar (kerikil)
|
=
|
0,29 m3
|
19
|
Volume udara
|
=
|
0,015 m3
|
20
|
Volume perlu agregat halus bagi 1 m3 beton
|
=
|
0,4051 m3
|
Komposisi Berat Unsur Adukan /m3 beton
|
|||
21
|
Semen
|
=
|
314,804 kg
|
22
|
Air
|
=
|
190 kg
|
23
|
Agregat kasar kondisi SSD
|
=
|
698,7556 kg
|
24
|
Agregat halus kondisi SSD
|
=
|
1096,2 kg
|
25
|
Faktor semen
|
=
|
6,296 zak/ m3
|
Komposisi Jumlah Air dan Berat Unsur untuk Perencanaan
Lapangan
|
|||
26
|
Kadar air agregat kasar
|
=
|
6,74 %
|
27
|
Absorpsi agregat kasar kondisi SSD
|
=
|
3,3313 %
|
28
|
Kadar air agregat halus
|
=
|
11,5753 %
|
29
|
Absorpsi agregat halus kondisi SSD
|
=
|
12,4767 %
|
30
|
Tambahan air adukan dari agregat kasar
|
=
|
-22,31 %
|
31
|
Tambahan agregat kasar untuk kondisi lapangan
|
=
|
-52,27 %
|
32
|
Tambahan air adukan dari agregat halus
|
=
|
8,874 %
|
33
|
Tambahan agregat halus untuk kondisi lapangan
|
=
|
24,01 %
|
Komposisi Campuran Beton Kondisi Lapangan /m3 beton
|
|||
34
|
Semen
|
=
|
314,804 kg
|
35
|
Air
|
=
|
166,83 kg
|
36
|
Agregat kasar kondisi lapangan
|
=
|
646,48 kg
|
37
|
Agregat halus kondisi lapangan
|
=
|
1120,21 kg
|
Komposisi Unsur Campuran Beton untuk 6 Silinder
|
|||
38
|
Semen
|
=
|
15,11 kg
|
39
|
Air
|
=
|
8,01 kg
|
40
|
Agregat kasar kondisi lapangan
|
=
|
31,031 kg
|
41
|
Agregat halus kondisi lapangan
|
=
|
53,77 kg
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar