Sebelum masuk ke dalam laboratorium, praktikan harus sudah menggunakan peralatan safety yang sesuai dan membawa peralatan yang dibutuhkan saat praktikum.
Secara garis besar, alur praktikum BBL 1 kelompok 1 adalah sebagai berikut:
- Tes awal
- Pemeriksaan Berat Volume Agregat
- Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
- Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus
- Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
- Pemerikasaan Kadar Air Agregat
- Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghitung berat volume agregat halus,
kasar, atau campuran. Berat volume adalah perbandingan antara berat material
kering dengan volumenya. Berat volume ini digunakan untuk menentukan proporsi
agregat yang digunakan dengan campuran.
Alat
- Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh
- Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
- Tongkat pemadat diameter 15mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
- Mistar perata
- Sekop
- Wadah baja
Bahan
- Agregat halus (pasir) dalam kondisi kering
- Agregat kasar (kerikil) dalam kondisi kering
![]() |
Agregat Halus dan Agregat Kasar |
Prosedur
Agregat Halus Gembur
- Siapkan ember baja.
Wadah baja yang digunakan adalah dengan spesifikasi volume 2,781 liter dan massa 2,676 kg - Masukkan pasir ke
dalam wadah baja hingga penuh.
Agregat halus sedang dimasukkan ke dalam ember baja hingga penuh. - Ratakan permukaan
dengan menggunakan tongkat.
Setelah terisi penuh, agregat halus diratakan menggunakan tongkat besi. - Timbang dan catat
beratnya
Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukkan 6679 gram. Berat tersebut bukan berat isi agregat halus, melainkan berat isi agregat halus dan berat wadah baja.
Agregat Halus Padat
- Masukkan pasir ke dalam wadah baja kira-kira 1/3 wadah.
- Tumbuk
menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata.
Setelah diisi sekitar 1/3 wadah, agregat halus ditumbuk sebanyak 25 kali. Agar memperoleh hasil yang diharapkan, cara penumbukkan diperhatikan. - Masukkan kembali pasir ke dalam wadah baja hingga 2/3 wadah.
- Tumbuk sebanyak 25x.
- Masukkan kembali
pasir hingga penuh.
- Tumbuh sebanyak
25x.
Setelah wadah baja terisi penuh, tumbuk kembali sebanyak 25 kali. - Jika belum penuh, tambahkan kembali pasir lalu ratakan.
- Timbang dan catat beratnya.
Agregat Kasar Gembur
- Masukkan kerikil ke dalam wadah baja hingga penuh.
- Ratakan permukaan
dengan menggunakan tongkat.
Saat melakukan proses perataan, diharapkan tidak tergesa-gesa dan hati-hati agar agregat di permukaan wadah tidak banyak yang terbuang dan menyebabkan wadah tidak penuh. - Timbang dan catat
beratnya
Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukkan 6269 gram.
Agregat Kasar Padat
- Masukkan kerikil ke dalam wadah baja kira-kira 1/3 wadah.
- Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata.
- Masukkan kembali kerikil ke dalam wadah baja hingga 2/3 wadah.
- Tumbuk sebanyak 25x.
- Masukkan kembali kerikil hingga penuh.
- Tumbuh sebanyak 25x.
- Jika belum penuh, tambahkan kembali kerikil lalu ratakan.
- Timbang dan catat
beratnya.
Saat ditimbang, angka timbangan menunjukkan 6690 gram.
Hasil Percobaan
Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi I (Kelompok A)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
7,025 kg
|
6,679 kg
|
D. Berat benda
uji (C-B)
|
4,349 kg
|
4,003 kg
|
Berat volume : D/A
|
1,5638 kg/l
|
1,4394 kg/l
|
Observasi II (Kelompok B)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
7,068 kg
|
6,724 kg
|
D. Berat
benda uji (C-B)
|
4,392 kg
|
4,048 kg
|
Berat volume :
|
1,52 kg/l
|
1,46 kg/l
|
Observasi III (Kelompok C)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
7,029 kg
|
6,803 kg
|
D. Berat
benda uji (C-B)
|
4,252 kg
|
4,127 kg
|
Berat volume :
|
1,5652 kg/l
|
1,4839 kg/l
|
Berat volume
rata – rata :
|
1,569 kg/l
|
1,4611 kg/l
|
Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi I (Kelompok A)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,690 kg
|
6,269 kg
|
D. Berat benda
uji (C-B)
|
4,014 kg
|
3,593 kg
|
Berat volume : D/A
|
1,443 kg/l
|
1,292 kg/l
|
Observasi II (Kelompok B)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,759 kg
|
6,262 kg
|
D.Berat benda
uji (C-B)
|
4,083 kg
|
3,586 kg
|
Berat volume :
|
1,47 kg/l
|
1,289 kg/l
|
Observasi III (Kelompok C)
|
||
Padat
|
Gembur
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781 liter
|
2,781 liter
|
B. Berat wadah
|
2,676 kg
|
2,676 kg
|
C. Berat wadah +
benda uji
|
6,587 kg
|
6,274 kg
|
D.Berat benda
uji (C-B)
|
3,911 kg
|
3,598 kg
|
Berat volume :
|
1,406 kg/l
|
1,294 kg/l
|
Berat volume rata – rata :
|
1,4396 kg/l
|
1,289 kg/l
|
Analisa
Pada agregat kasar berat volume pada kondisi gembur adalah 1,289 kg/l sedangkan pada kondisi padat adalah 1,4396 kg/l . Pada agregat halus berat volume
pada kondisi gembur adalah1,4611 kg/l
sedangkan pada kondisi padat adalah 1,569 kg/l . Hal tersebut
menunjukkan jika pada kondisi padat diperoleh data yang lebih baik karena dalam
kondisi padat, rongga-rongga antar agregat lebih sempit.
Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan untuk menentukan distribusi ukuran partikel dari
agregat halus dan kasar dengan uji saringan. Data distribusi ini diperlukan
dalam perencanaan adukan beton.
Alat
- Timbangan dengan neraca ketelitian 0,2% dari berat benda uji
- Satu set saringan dengan ukuran:
Spesifikasi saringan uji agregat halus
Nomor
Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan
|
|
mm
|
inci
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
Berat minimum
contoh:
500 gr
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 8
|
2,36
|
-
|
|
No. 16
|
1,18
|
-
|
|
No. 30
|
0,60
|
-
|
|
No. 50
|
0,003
|
-
|
|
No. 100
|
0,150
|
-
|
|
No. 200
|
0,075
|
-
|
Spesifikasi saringan uji agregat kasar
Nomor
Saringan
|
Ukuran Lubang
|
Keterangan
|
|
mm
|
inci
|
||
-
|
25,4
|
1
|
Berat minimum
contoh:
2000 gr
|
-
|
19,0
|
3/4
|
|
-
|
9,5
|
3/8
|
|
No. 4
|
4,75
|
-
|
|
No. 8
|
2,36
|
-
|
|
No. 30
|
0,60
|
-
|
- Wadah
- Sekop
- Bahan
- Agregat halus dan kasar yang sudah dikeringkan.
Prosedur Pengerjaan
Agregat Halus
- Ambil contoh pasir sebanyak 500 g.
- Masukkan ke
dalam set saringan agregat halus.
Proses memasukkan agregat halus ke dalam saringan. - Goyangkan
menggunakan tangan.
Proses penggoyangan saringan menggunakan tangan dilakukan selama 3 menit. - Timbang agregat yang tertahan disetiap saringan.
- Timbang agregat
yang ada di pan.
Proses penimbangan hasil proses penyaringan agregat halus.
Agregat Kasar
- Ambil contoh
kerikil sebanyak 2000 g.
Pengambilan contoh agregat kasar menggunakan sekop dan dimasukkan ke dalam wadah.
Berat agregat kasar yang diambil adalah 2000 gram. - Masukkan ke
dalam set saringan agregat kasar.
Proses memasukkan agregat kasar ke dalam saringan. Proses ini tidak boleh tergesa-gesa agar agregat kasar tidak ada yang terbuang (beratnya terjaga). - Goyangkan
menggunakan tangan.
Proses penggoyangan saringan menggunakan tangan selama 3 menit. - Timbang agregat yang tertahan disetiap saringan.
- Timbang agregat
yang ada di pan.
Proses penimbangan agregat kasar yang lolos saringan ukuran 9,5 mm.
Hasil Percobaan
Tabel Distribusi Ukuran Agregat Halus
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gram)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC ASTM
C33-90
|
9.5
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
4.75
|
0
|
0
|
0
|
100
|
95-100
|
2.36
|
54
|
10,8
|
10,8
|
89,2
|
80-100
|
1.18
|
159
|
31,8
|
42,6
|
57,4
|
50-85
|
0.6
|
167
|
33,4
|
76
|
24
|
25-60
|
0.3
|
74
|
14,8
|
90,8
|
9,2
|
10-30
|
0.15
|
38
|
7,6
|
98,4
|
1,6
|
2-10
|
0.075
|
7
|
1,4
|
99,8
|
0,2
|
|
Pan
|
1
|
0,2
|
100
|
0
|
|
Modulus
Kehalusan: 4,184
|
Tabel Distribusi Agregat Kasar
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat Tertahan
(gram)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC
ASTM
C-33
|
25,4
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100-95
|
19,0
|
229
|
11,45
|
11,45
|
88,55
|
|
9,5
|
1552
|
77,6
|
89,05
|
10,95
|
|
4,75
|
180
|
9
|
98,05
|
1,95
|
0-10
|
2,36
|
35
|
1,75
|
99,8
|
0,2
|
0-5
|
0,60
|
3
|
0,15
|
99,95
|
0,05
|
|
Pan
|
1
|
0,05
|
100
|
0
|
|
Modulus
Kehalusan: 3,982
|
Tabel Rata-rata Modulus Kehalusan Agregat
Modulus Kehalusan Agregat Kasar
|
Modulus Kehalusan Agregat Halus
|
||
Kelompok A
|
2,9838
|
Kelompok A
|
4,184
|
Kelompok B
|
2,066
|
Kelompok B
|
3,968
|
Kelompok C
|
2,84
|
Kelompok C
|
4,12
|
Rata-rata
|
2,963
|
Rata-rata
|
4,09
|
Analisa
Pemeriksaan Gradasi agregat dilakukan guna mendapatkan nilai Modulus
Kehalusan. Modulus Kehalusan adalah suatu nilai yang digunakan untuk menjadi
ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakin besar nilai Modulus
Kehalusan, semakin menunjukan butir – butir agregatnya besar. Dari hasil
pengujian, nilai Modulus Kehalusan Agregat Halus di dapatkan sebesar 4,09. Hal
ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 1,5 – 3,8 sehingga dapat
disimpulkan bahwa agregat halus kurang baik bila digunakan sebagai material
beton.
Untuk nilai Modulus Kehalusan Agregat Kasar adalah sebesar 2,963. Hal ini
belum sesuai dengan syarat yakni diantara 6,5 - 7,5. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa agregat kasar kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Kondisi ini tidak ideal karena kemungkinan terdapat kesalahan saat mengayak
(menggoyangkan) saringan, sehingga misalnya partikel yang seharusnya lolos
saringan tidak bisa lolos karena tertahan partikel yang tidak lolos.
Pemeriksaan Kadar Organik Dalam
Agregat Halus
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kadar organik dalam pasir. Kadar
organik dalam pasir akan mempengaruhi mutu beton.
Alat
Botol tembus pandang yang tidak bereaksi dengan NaOH dengan volume 350 mL
Organic plate
Laturan NaOH
Bahan
Pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol)
Prosedur
- Masukkan pasir ke dalam botol
- Tambahkan larutan NaOH 3% (3 gram NaOH dalam 97 mL air)
- Kocok botol tersebut lalu diamkan 24 jam
- Setelah 24 jam, bandingkan dengan warna No.3
Hasil Pengamatan
Analisa
Warna larutan tidak menunjukan warna kuning pekat yang berarti pasir
tersebut tidak mengandung bahan organik yang melebihi batas wajar yakni tidak
melebihi warna No. 3 organic plate. Dengan demikian, agregat layak digunakan
dalam mix design.
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan banyaknya kadara air yang
terkandung dalam suatu agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat
adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat
semula yang dinyatakan dalam persen.
Alat
Timbangan
Oven
Talam logam
Bahan
Contoh agregat kasar dan agregat halus 500 g
Prosedur percobaan
- Benda uji dimasukkan ke dalam talam, kemudian berat talam ditambah benda
uji ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.

Penimbangan agregat halus contoh di dalam talam.

Penimbangan agregat kasar di dalam talam.
- Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3=W2-W1
- Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5)oC
hingga beratnya tetap
- Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam
(W4)
- Berat benda uji kering dihitung dengan persamaan W5=W4 - W1
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan banyaknya kadara air yang
terkandung dalam suatu agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat
adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat
semula yang dinyatakan dalam persen.
Alat
Timbangan
Oven
Talam logam
Bahan
Contoh agregat kasar dan agregat halus 500 g
Prosedur percobaan
- Benda uji dimasukkan ke dalam talam, kemudian berat talam ditambah benda
uji ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.
Penimbangan agregat halus contoh di dalam talam. Penimbangan agregat kasar di dalam talam. - Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3=W2-W1
- Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5)oC hingga beratnya tetap
- Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4)
- Berat benda uji kering dihitung dengan persamaan W5=W4 - W1
Hasil Pengamatan
Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Observasi I
(Kelompok A)
A. Berat wadah
149
gram
B. Berat
wadah + benda uji
1643 gram
C. Berat benda
uji (B-A)
1494 gram
D. Berat
benda uji kering
1334 gram
Kadar air :
11,994 % [KA1]
Observasi I
(Kelompok C)
A. Berat wadah
148 gram
B. Berat
wadah + benda uji
1280 gram
C. Berat benda
uji (B-A)
1132 gram
D. Berat
benda uji kering
1020 gram
Kadar air :
10,980 % [KA2]
Kadar air rata – rata
11,487 %
Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Observasi I
(Kelompok A)
A. Berat wadah
149
gram
B. Berat
wadah + benda uji
2267 gram
C. Berat benda
uji (B-A)
2118 gram
D. Berat
benda uji kering
1972 gram
Kadar air :
7,403 % [KA1]
Observasi I
(Kelompok C)
A. Berat wadah
161 gram
B. Berat
wadah + benda uji
1280 gram
C. Berat benda
uji (B-A)
1081 gram
D. Berat
benda uji kering
1019 gram
Kadar air :
5,735 % [KA2]
Kadar air rata – rata
6,569 %
Keterangan : Kelompok B tidak mengambil data.
Observasi I
(Kelompok A)
|
|
A. Berat wadah
|
149
gram
|
B. Berat
wadah + benda uji
|
1643 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
1494 gram
|
D. Berat
benda uji kering
|
1334 gram
|
Kadar air :
|
11,994 % [KA1]
|
Observasi I
(Kelompok C)
|
|
A. Berat wadah
|
148 gram
|
B. Berat
wadah + benda uji
|
1280 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
1132 gram
|
D. Berat
benda uji kering
|
1020 gram
|
Kadar air :
|
10,980 % [KA2]
|
Kadar air rata – rata
|
11,487 %
|
Observasi I
(Kelompok A)
|
|
A. Berat wadah
|
149
gram
|
B. Berat
wadah + benda uji
|
2267 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
2118 gram
|
D. Berat
benda uji kering
|
1972 gram
|
Kadar air :
|
7,403 % [KA1]
|
Observasi I
(Kelompok C)
|
|
A. Berat wadah
|
161 gram
|
B. Berat
wadah + benda uji
|
1280 gram
|
C. Berat benda
uji (B-A)
|
1081 gram
|
D. Berat
benda uji kering
|
1019 gram
|
Kadar air :
|
5,735 % [KA2]
|
Kadar air rata – rata
|
6,569 %
|
Analisa
Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% sedangkan agregat halus sebesar
11,487%. Kadar air pada agregat halus lebih banyak dari pada kadar air pada
agregat kasar. Hal itu disebabkan karena keadaan awal pasir yang ditempatkan di
luar ruangan dalam keadaan lembap, sedangkan agregat kasar ditempatkan di wadah
dalam ruangan dalam keadaan kering.
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya persentase kadar lumpur
dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur
< 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton
dengan kualitas yang baik.
Alat
Gelas Ukur dan Alat pengaduk
Bahan
Pasir secukupnya dengan air
Prosedur
Contoh benda uji dimasukkan kedalam gelas ukurTambahkan air pada gelas ukur
guna melarutkan lumpur
Gelas ukur dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
Simpan gelas pada tempat yang datar dan dibiarkan lumpur mengendap setelah
24 jam
Ukur tinggi lumpur (V2) dan tinggi pasir (V1)
Hasil Pengamatan
Volume Lumpur = 19 mL
Volume pasir = 139 mL
Kadar Lumpur = 19 / (139+19) x 100 = 12,025%
![]() |
Agregat halus pada labu ukur menunjukkan 139 ml dan lumpur 19 ml. |
Analisa
Kadar lumpur yang terdapat dalam pasir adalah 12,025%. Hal ini kurang baik
dijadikan campuran mix design karena jumlah kadar lumpur >5%.
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Agregat Halus
Tujuan
Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat
halus. Dari spesific gravity dapat menentukan nilai bulk specify gravity, bulk
spesific gravity SSD, atau apparent spesific gravity.
Alat
Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas minimum 5 Kg
Keranjang besi dengan diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
Alat penggantung keranjang
Oven
Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Halus 500 gram
Prosedur
- Agregat halus yang jenuh air dikeringkan samapi diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
- Sebagian
dari contoh dimasukkan dalam metal sand cone mold. Benda uji dipadatkan
dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 8 kali. Kondisi
SSD diperoleh jika cetakan diangkat, butir-butir pasir longsor/runtuh.
Agregat halus sudah dalam kondisi SSD. - Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukan ke dalam piknometer. Kemudian, piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
- Pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (212 ± 130)oF. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam.
- Timbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4 ± 3)oF dengan ketelirian 0,1 gram.
Piknometer sedang diukur menggunakan timbangan dan menunjukkan angka 669 gram.
Hasil Pengamatan
Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Observasi I (Kelompok A)
|
|
A. Berat
Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh
kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
955 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E. Berat
Contoh Kering
|
454 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,70 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,336 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
10,132 %
|
Observasi II (Kelompok B)
|
|
A. Berat
Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh
kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
954 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E. Berat
Contoh Kering
|
456 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,67 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,12 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,33 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
9,65 %
|
Observasi II (Kelompok C)
|
|
A. Berat
Piknometer
|
171 gram
|
B. Berat contoh
kondisi SSD
|
500 gram
|
C. Berat piknometer + air + contoh SSD
|
957 gram
|
D. Berat piknometer + air
|
668 gram
|
E. Berat
Contoh Kering
|
425 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,125 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,014 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,3697 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
17,65 %
|
Rata – Rata
|
|
Apparent Specific Gravity
|
2,83 %
|
Bulk Specific Gravity (kering)
|
2,0846 %
|
Bulk Specific Gravity (SSD)
|
2,3431 %
|
Persentase Absorpsi Air
|
12,4767 %
|
Analisa
Dari hasil percobaan untuk agregat halus,
didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,83%; BSG saat kering sebesar 2,0846%;
BSG saat SSD sebesar 2,3431%; dan presentase absorpsi air sebesar 12,4767. Data
tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix
concrete design.
Agregat Kasar
Tujuan
Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat
kasar. Dari spesific gravity dapat menentukan nilai bulk specify gravity, bulk
spesific gravity SSD, atau apparent spesific gravity.
Alat
Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas minimum 5 Kg
Keranjang besi dengan diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
Alat penggantung keranjang
Oven
Handuk atau kain pel
Bahan
Agregat Kasar 500 gram
Prosedur
- Benda uji direndam selama 24 jam
- Benda uji digulung
dengan handuk, sehingga air permukaan habis, tetapi harus masih tampak lembab
(kondisi SSD) , kemudian timbang benda uji.
Benda uji digulung menggunakan handuk. - Benda uji dimasukkan kedalam keranjang dan rendam kembali kedalam air. Temperatur air (73,4 ± 3)oF dan kemudian timbang kembali. Sebelum menimbang, conatainer diisi dengan benda uji, lalu digoyang – goyangkan didalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap.
- Keringkan benda uji pada temperatur (212 ± 130)oF, kemudian didinginkan dan ditimbang.
Hasil Pengamatan
Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Observasi I (Kelompok A)
A.
Berat SSD
3000 gram
B.
Berat contoh dalam air
1949,5 gram
C.
Berat contoh kering di udara
2890 gram
Apparent Spesific Gravity :
3,072 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
2,751 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
2,855 %
Persentase Absorpsi Air :
3,81 %
Observasi II (Kelompok B)
A.
Berat SSD
2710 gram
B.
Berat contoh dalam air
1691,5 gram
C.
Berat contoh kering di udara
2652 gram
Apparent Spesific Gravity :
3,072 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
2,751 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
2,855 %
Persentase Absorpsi Air :
3,81 %
Observasi II (Kelompok C)
A.
Berat SSD
2789 gram
B.
Berat contoh dalam air
1713,5 gram
C.
Berat contoh kering di udara
2677 gram
Apparent Spesific Gravity :
2,76 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
2,60 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
2,66 %
Persentase Absorpsi Air :
2,19 %
Rata – Rata
Apparent Specific Gravity
2,87 %
Bulk Specific Gravity (kering)
2,617 %
Bulk Specific Gravity (SSD)
2,706 %
Persentase Absorpsi Air
3,33 %
Observasi I (Kelompok A)
|
|
A.
Berat SSD
|
3000 gram
|
B.
Berat contoh dalam air
|
1949,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2890 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,072 %
|
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,751 %
|
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,855 %
|
Persentase Absorpsi Air :
|
3,81 %
|
Observasi II (Kelompok B)
|
|
A.
Berat SSD
|
2710 gram
|
B.
Berat contoh dalam air
|
1691,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2652 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
3,072 % |
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,751 % |
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,855 % |
Persentase Absorpsi Air :
|
3,81 %
|
Observasi II (Kelompok C)
|
|
A.
Berat SSD
|
2789 gram
|
B.
Berat contoh dalam air
|
1713,5 gram
|
C.
Berat contoh kering di udara
|
2677 gram
|
Apparent Spesific Gravity :
|
2,76 % |
Bulk Spesific Gravity (Kering) :
|
2,60 % |
Bulk Spesific Gravity (SSD) :
|
2,66 % |
Persentase Absorpsi Air :
|
2,19 %
|
Rata – Rata
|
|
Apparent Specific Gravity
|
2,87 %
|
Bulk Specific Gravity (kering)
|
2,617 %
|
Bulk Specific Gravity (SSD)
|
2,706 %
|
Persentase Absorpsi Air
|
3,33 %
|
Analisa
Dari hasil percobaan untuk agregat
kasar, didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,87; BSG saat kering sebesar 2,617%;
BSG saat SSD sebesar 2,706%; dan presentase absorpsi air sebesar 3,33%. Data
tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix
concrete design.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar