Sabtu, 15 Oktober 2016

Praktikum 1


Sebelum masuk ke dalam laboratorium, praktikan harus sudah menggunakan peralatan safety yang sesuai dan membawa peralatan yang dibutuhkan saat praktikum.


Secara garis besar, alur praktikum BBL 1 kelompok 1 adalah sebagai berikut:
  • Tes awal
  • Pemeriksaan Berat Volume Agregat
  • Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
  • Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus
  • Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
  • Pemerikasaan Kadar Air Agregat
  • Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Pemeriksaan Berat Volume Agregat

Tujuan Percobaan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghitung berat volume agregat halus, kasar, atau campuran. Berat volume adalah perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. Berat volume ini digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang digunakan dengan campuran.

Alat


  • Timbangan dengan ketelitian 0.1% berat contoh 
  • Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat 
  • Tongkat pemadat diameter 15mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat 
  • Mistar perata 
  • Sekop 
  • Wadah baja

Bahan

  • Agregat halus (pasir) dalam kondisi kering
  • Agregat kasar (kerikil) dalam kondisi kering
Agregat Halus dan Agregat Kasar

 Prosedur

Agregat Halus Gembur
  1.  Siapkan ember baja.
    Wadah baja yang digunakan adalah dengan spesifikasi volume 2,781 liter dan massa 2,676 kg
  2. Masukkan pasir ke dalam wadah baja hingga penuh.
    Agregat halus sedang dimasukkan ke dalam ember baja hingga penuh.

  3. Ratakan permukaan dengan menggunakan tongkat.
    Setelah terisi penuh, agregat halus diratakan menggunakan tongkat besi.
  4. Timbang dan catat beratnya
    Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukkan 6679 gram. Berat tersebut bukan berat isi agregat halus, melainkan berat isi agregat halus dan berat wadah baja.
Agregat Halus Padat
  1. Masukkan pasir ke dalam wadah baja kira-kira 1/3 wadah.
  2. Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata.
    Setelah diisi sekitar 1/3 wadah, agregat halus ditumbuk sebanyak 25 kali. Agar memperoleh hasil yang diharapkan, cara penumbukkan diperhatikan.
  3. Masukkan kembali pasir ke dalam wadah baja hingga 2/3 wadah.
  4. Tumbuk sebanyak 25x.
  5. Masukkan kembali pasir hingga penuh.
  6. Tumbuh sebanyak 25x.
    Setelah wadah baja terisi penuh, tumbuk kembali sebanyak 25 kali.
  7. Jika belum penuh, tambahkan kembali pasir lalu ratakan.
  8. Timbang dan catat beratnya.
Agregat Kasar Gembur
  1. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja hingga penuh.
  2. Ratakan permukaan dengan menggunakan tongkat.
    Saat melakukan proses perataan, diharapkan tidak tergesa-gesa dan hati-hati agar agregat di permukaan wadah tidak banyak yang terbuang dan menyebabkan wadah tidak penuh.
  3. Timbang dan catat beratnya
    Saat ditimbang, angka pada timbangan menunjukkan 6269 gram.
Agregat Kasar Padat
  1. Masukkan kerikil ke dalam wadah baja kira-kira 1/3 wadah.
  2. Tumbuk menggunakan tongkat sebanyak 25x agar padat dan merata.
  3. Masukkan kembali kerikil ke dalam wadah baja hingga 2/3 wadah.
  4. Tumbuk sebanyak 25x.
  5. Masukkan kembali kerikil hingga penuh.
  6. Tumbuh sebanyak 25x.
  7. Jika belum penuh, tambahkan kembali kerikil lalu ratakan.
  8. Timbang dan catat beratnya.
    Saat ditimbang, angka timbangan menunjukkan 6690 gram.

Hasil Percobaan



Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi I (Kelompok A)

Padat
Gembur
A.  Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B.  Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
7,025 kg
6,679 kg
D. Berat benda uji (C-B)
4,349 kg
4,003 kg
Berat volume : D/A
1,5638 kg/l
1,4394 kg/l
Observasi II (Kelompok B)

Padat
Gembur
A. Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
7,068 kg
6,724 kg
D. Berat benda uji (C-B)
4,392 kg
4,048 kg
Berat volume :    
1,52 kg/l
1,46 kg/l
Observasi III (Kelompok C)

Padat
Gembur
A. Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
7,029 kg
6,803 kg
D. Berat benda uji (C-B)
4,252 kg
4,127 kg
Berat volume :    
1,5652 kg/l
1,4839 kg/l
Berat volume rata – rata :
1,569 kg/l
1,4611 kg/l



Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi I (Kelompok A)

Padat
Gembur
A.  Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B.  Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
6,690  kg
6,269 kg
D. Berat benda uji (C-B)
4,014 kg
3,593 kg
Berat volume : D/A
1,443 kg/l
1,292 kg/l
Observasi II (Kelompok B)

Padat
Gembur
A. Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
6,759 kg
6,262 kg
D.Berat benda uji (C-B)
4,083 kg
3,586 kg
Berat volume :    
1,47 kg/l
1,289 kg/l
Observasi III (Kelompok C)



Padat
Gembur
A. Volume  wadah
2,781 liter
2,781 liter
B. Berat wadah
2,676 kg
2,676 kg
C. Berat wadah + benda uji
6,587 kg
6,274 kg
D.Berat benda uji (C-B)
3,911 kg
3,598 kg
Berat volume :    
1,406 kg/l
1,294 kg/l
Berat volume rata – rata :
1,4396 kg/l
1,289 kg/l

Analisa 


Pada agregat kasar berat volume pada kondisi gembur adalah 1,289  kg/l sedangkan pada kondisi padat adalah  1,4396 kg/l . Pada agregat halus berat volume pada kondisi gembur adalah1,4611 kg/l  sedangkan pada kondisi padat adalah 1,569 kg/l . Hal tersebut menunjukkan jika pada kondisi padat diperoleh data yang lebih baik karena dalam kondisi padat, rongga-rongga antar agregat lebih sempit.



Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar


Tujuan Percobaan

Praktikum ini dilakukan untuk menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dan kasar dengan uji saringan. Data distribusi ini diperlukan dalam perencanaan adukan beton.

Alat

  • Timbangan dengan neraca ketelitian 0,2% dari berat benda uji
  • Satu set saringan dengan ukuran:

Spesifikasi saringan uji agregat halus
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan
mm
inci
-
9,5
3/8
Berat minimum contoh:
500 gr
No. 4
4,75
-
No. 8
2,36
-
No. 16
1,18
-
No. 30
0,60
-
No. 50
0,003
-
No. 100
0,150
-
No. 200
0,075
-
 

Spesifikasi saringan uji agregat kasar
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan
mm
inci
-
25,4
1
Berat minimum contoh:
2000 gr
-
19,0
3/4
-
9,5
3/8
No. 4
4,75
-
No. 8
2,36
-
No. 30
0,60
-
  • Wadah
  • Sekop
  • Bahan
  • Agregat halus dan kasar yang sudah dikeringkan.
 

Prosedur Pengerjaan

Agregat Halus
  1. Ambil contoh pasir sebanyak 500 g.
  2. Masukkan ke dalam set saringan agregat halus.
    Proses memasukkan agregat halus ke dalam saringan.
  3. Goyangkan menggunakan tangan.
    Proses penggoyangan saringan menggunakan tangan dilakukan selama 3 menit.
  4. Timbang agregat yang tertahan disetiap saringan.
  5. Timbang agregat yang ada di pan.
    Proses penimbangan hasil proses penyaringan agregat halus.
Agregat Kasar
  1. Ambil contoh kerikil sebanyak 2000 g.
    Pengambilan contoh agregat kasar menggunakan sekop dan dimasukkan ke dalam wadah.
    Berat agregat kasar yang diambil adalah 2000 gram.
  2. Masukkan ke dalam set saringan agregat kasar.
    Proses memasukkan agregat kasar ke dalam saringan. Proses ini tidak boleh tergesa-gesa agar agregat kasar tidak ada yang terbuang (beratnya terjaga).
  3. Goyangkan menggunakan tangan.
    Proses penggoyangan saringan menggunakan tangan selama 3 menit.
  4. Timbang agregat yang tertahan disetiap saringan.
  5. Timbang agregat yang ada di pan.
    Proses penimbangan agregat kasar yang lolos saringan ukuran 9,5 mm.
Hasil Percobaan
Tabel Distribusi Ukuran Agregat Halus
Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gram)
Persentase Tertahan
(%)
Persentase Tertahan Kumulatif
(%)
Persentase Lolos Kumulatif
(%)
SPEC ASTM
C33-90
9.5
0
0
0
100
100
4.75
0
0
0
100
95-100
2.36
54
10,8
10,8
89,2
80-100
1.18
159
31,8
42,6
57,4
50-85
0.6
167
33,4
76
24
25-60
0.3
74
14,8
90,8
9,2
10-30
0.15
38
7,6
98,4
1,6
2-10
0.075
7
1,4
99,8
0,2

Pan
1
0,2
100
0

Modulus Kehalusan: 4,184


Tabel Distribusi Agregat Kasar
Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gram)
Persentase Tertahan
(%)
Persentase Tertahan Kumulatif
(%)
Persentase Lolos Kumulatif
(%)
SPEC
ASTM
C-33
25,4
0
0
0
100
100-95
19,0
229
11,45
11,45
88,55

9,5
1552
77,6
89,05
10,95

4,75
180
9
98,05
1,95
0-10
2,36
35
1,75
99,8
0,2
0-5
0,60
3
0,15
99,95
0,05

Pan
1
0,05
100
0

Modulus Kehalusan: 3,982



Tabel Rata-rata Modulus Kehalusan Agregat
Modulus Kehalusan Agregat Kasar
Modulus Kehalusan Agregat Halus
Kelompok A
2,9838
Kelompok A
4,184
Kelompok B
2,066
Kelompok B
3,968
Kelompok C
2,84
Kelompok C
4,12
Rata-rata
2,963
Rata-rata
4,09

Analisa

Pemeriksaan Gradasi agregat dilakukan guna mendapatkan nilai Modulus Kehalusan. Modulus Kehalusan adalah suatu nilai yang digunakan untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakin besar nilai Modulus Kehalusan, semakin menunjukan butir – butir agregatnya besar. Dari hasil pengujian, nilai Modulus Kehalusan Agregat Halus di dapatkan sebesar 4,09. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 1,5 – 3,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Untuk nilai Modulus Kehalusan Agregat Kasar adalah sebesar 2,963. Hal ini belum sesuai dengan syarat yakni diantara 6,5 - 7,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar kurang baik bila digunakan sebagai material beton.
Kondisi ini tidak ideal karena kemungkinan terdapat kesalahan saat mengayak (menggoyangkan) saringan, sehingga misalnya partikel yang seharusnya lolos saringan tidak bisa lolos karena tertahan partikel yang tidak lolos.




Pemeriksaan Kadar Organik Dalam Agregat Halus

Tujuan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kadar organik dalam pasir. Kadar organik dalam pasir akan mempengaruhi mutu beton.

Alat

Botol tembus pandang yang tidak bereaksi dengan NaOH dengan volume 350 mL
Organic plate
Laturan NaOH

Bahan

Pasir dengan volume 115 mL (1/3 volume botol)

Prosedur

  1. Masukkan pasir ke dalam botol
  2. Tambahkan larutan NaOH 3% (3 gram NaOH dalam 97 mL air)
  3. Kocok botol tersebut lalu diamkan 24 jam
  4. Setelah 24 jam, bandingkan dengan warna No.3 

Hasil Pengamatan

Warna air yang berada dalam botol berubah menjadi kuning dan bila dibandingkan dengan organic plate akan sesuai dengan No.3.


Air agregat halus yang sudah direndam NaOH 3% selama 24 jam dibandingkan dengan organic plate nomor 3.

Analisa

Warna larutan tidak menunjukan warna kuning pekat yang berarti pasir tersebut tidak mengandung bahan organik yang melebihi batas wajar yakni tidak melebihi warna No. 3 organic plate. Dengan demikian, agregat layak digunakan dalam mix design.


Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Tujuan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan banyaknya kadara air yang terkandung dalam suatu agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen.

Alat

Timbangan
Oven
Talam logam

Bahan

Contoh agregat kasar dan agregat halus 500 g

Prosedur percobaan

  1. Benda uji dimasukkan ke dalam talam, kemudian berat talam ditambah benda uji ditimbang. Berat dicatat sebagai W2.
    Penimbangan agregat halus contoh di dalam talam.

    Penimbangan agregat kasar di dalam talam.
  2. Berat benda uji dihitung dengan persamaan W3=W2-W1
  3. Contoh benda uji dikeringkan bersama talam dalam oven pada suhu (110 ± 5)oC hingga beratnya tetap
    Contoh agregat kasar dan halus diberi label agar tidak tertukar. Lalu contoh agregat dimasukkan ke dalam oven dan dibiarkan selama 24 jam.
  4. Setelah kering contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam (W4)
  5. Berat benda uji kering dihitung dengan persamaan W5=W4 - W1
    Berat agregat halus yang sudah dikeringkan dalam oven ditimbang bersama talam menunjukkan angka 595 gram.

    Berat agregat kasar yang sudah dikeringkan dalam oven ditimbang bersama talam menunjukkan angka 3255 gram.


  Hasil Pengamatan

Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Observasi I (Kelompok A)
A.  Berat wadah
  149 gram
B. Berat wadah + benda uji
1643 gram
C.  Berat benda uji (B-A)
1494 gram
D. Berat benda uji kering
1334 gram
Kadar air :    
 11,994 % [KA1]
Observasi I (Kelompok C)
A.  Berat wadah
148 gram
B. Berat wadah + benda uji
1280  gram
C.  Berat benda uji (B-A)
1132 gram
D. Berat benda uji kering
1020 gram
Kadar air :    
10,980 % [KA2]
Kadar air rata – rata
11,487 %

Tabel Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Observasi I (Kelompok A)
A.  Berat wadah
  149 gram
B. Berat wadah + benda uji
2267 gram
C.  Berat benda uji (B-A)
2118 gram
D. Berat benda uji kering
1972 gram
Kadar air :    
7,403 % [KA1]
Observasi I (Kelompok C)
A.  Berat wadah
161 gram
B. Berat wadah + benda uji
1280  gram
C.  Berat benda uji (B-A)
1081 gram
D. Berat benda uji kering
1019 gram
Kadar air :    
5,735 % [KA2]
Kadar air rata – rata
6,569 %

Keterangan : Kelompok B tidak mengambil data. 
 

Analisa

Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% sedangkan agregat halus sebesar 11,487%. Kadar air pada agregat halus lebih banyak dari pada kadar air pada agregat kasar. Hal itu disebabkan karena keadaan awal pasir yang ditempatkan di luar ruangan dalam keadaan lembap, sedangkan agregat kasar ditempatkan di wadah dalam ruangan dalam keadaan kering.

 

Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus

Tujuan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya persentase kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton dengan kualitas yang baik.

Alat

Gelas Ukur dan Alat pengaduk

Bahan

Pasir secukupnya dengan air

Prosedur

Contoh benda uji dimasukkan kedalam gelas ukurTambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
Gelas ukur dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
Simpan gelas pada tempat yang datar dan dibiarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
Ukur tinggi lumpur (V2) dan tinggi pasir (V1)

Hasil Pengamatan

Volume Lumpur = 19 mL
Volume pasir = 139 mL
Kadar Lumpur = 19 / (139+19) x 100 = 12,025%
Agregat halus pada labu ukur menunjukkan 139 ml dan lumpur 19 ml.

Analisa

Kadar lumpur yang terdapat dalam pasir adalah 12,025%. Hal ini kurang baik dijadikan campuran mix design karena jumlah kadar lumpur >5%.



Berat Jenis dan Penyerapan Agregat

Agregat Halus


Tujuan

Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat halus. Dari spesific gravity dapat menentukan nilai bulk specify gravity, bulk spesific gravity SSD, atau apparent spesific gravity.

Alat

Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas minimum 5 Kg
Keranjang besi dengan diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
Alat penggantung keranjang
Oven
Handuk atau kain pel

Bahan

Agregat Halus 500 gram

Prosedur

  1. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan samapi diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.
  2. Sebagian dari contoh dimasukkan dalam metal sand cone mold. Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 8 kali. Kondisi SSD diperoleh jika cetakan diangkat, butir-butir pasir longsor/runtuh.
    Agregat halus sudah dalam kondisi SSD.
  3. Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukan ke dalam piknometer. Kemudian, piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
    Proses memasukkan agregat halus ke dalam piknometer.
  4. Pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (212 ± 130)oF. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam.
  5. Timbang berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4 ± 3)oF dengan ketelirian 0,1 gram.
    Piknometer sedang diukur menggunakan timbangan dan menunjukkan angka 669 gram.


Hasil Pengamatan



Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Observasi I (Kelompok A)
A. Berat Piknometer
171 gram
B.  Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.  Berat piknometer + air + contoh SSD
955 gram
D.  Berat piknometer + air
669 gram
E. Berat Contoh Kering
454 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,70 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,12 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,336 %
Persentase Absorpsi Air :    
10,132 %
Observasi II (Kelompok B)
A. Berat Piknometer
171 gram
B.  Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.  Berat piknometer + air + contoh SSD
954 gram
D.  Berat piknometer + air
669 gram
E. Berat Contoh Kering
456 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,67 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,12 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,33 %
Persentase Absorpsi Air :    
9,65 %
Observasi II (Kelompok C)
A. Berat Piknometer
171 gram
B.  Berat contoh kondisi SSD
500 gram
C.  Berat piknometer + air + contoh SSD
957 gram
D.  Berat piknometer + air
668 gram
E. Berat Contoh Kering
425 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,125 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,014 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,3697 %
Persentase Absorpsi Air :    
17,65 %
Rata – Rata
Apparent Specific Gravity
2,83 %
Bulk Specific Gravity (kering)
2,0846 %
Bulk Specific Gravity (SSD)
2,3431 %
Persentase Absorpsi Air
12,4767 %

Analisa

Dari hasil percobaan untuk agregat halus, didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,83%; BSG saat kering sebesar 2,0846%; BSG saat SSD sebesar 2,3431%; dan presentase absorpsi air sebesar 12,4767. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.
 

Agregat Kasar

Tujuan

Pemeriksaan ini untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Dari spesific gravity dapat menentukan nilai bulk specify gravity, bulk spesific gravity SSD, atau apparent spesific gravity.

Alat

Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram dan kapasitas minimum 5 Kg
Keranjang besi dengan diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
Alat penggantung keranjang
Oven
Handuk atau kain pel

Bahan

Agregat Kasar 500 gram 

Prosedur

  1. Benda uji direndam selama 24 jam
  2. Benda uji digulung dengan handuk, sehingga air permukaan habis, tetapi harus masih tampak lembab (kondisi SSD) , kemudian timbang benda uji.
    Benda uji digulung menggunakan handuk.
  3. Benda uji dimasukkan kedalam keranjang dan rendam kembali kedalam air. Temperatur air (73,4 ± 3)oF dan kemudian timbang kembali. Sebelum menimbang, conatainer diisi dengan benda uji, lalu digoyang – goyangkan didalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap.
  4. Keringkan benda uji pada temperatur (212 ± 130)oF, kemudian didinginkan dan ditimbang.
    Proses pengeringan agregat di dalam oven selama 24 jam.

Hasil Pengamatan

Tabel Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Observasi I (Kelompok A)
A.    Berat SSD
3000 gram
B.    Berat contoh dalam air
1949,5 gram
C.    Berat contoh kering di udara
2890 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,072 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,751 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,855 %
Persentase Absorpsi Air :    
3,81 %
Observasi II (Kelompok B)
A.    Berat SSD
2710 gram
B.    Berat contoh dalam air
1691,5 gram
C.    Berat contoh kering di udara
2652 gram
Apparent Spesific Gravity :    
3,072 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,751 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,855 %
Persentase Absorpsi Air :    
 3,81 %
Observasi II (Kelompok C)
A.    Berat SSD
2789 gram
B.    Berat contoh dalam air
1713,5 gram
C.    Berat contoh kering di udara
2677 gram
Apparent Spesific Gravity :    
2,76 %
Bulk Spesific Gravity (Kering) :    
2,60 %
Bulk Spesific Gravity (SSD) :    
2,66 %
Persentase Absorpsi Air :    
2,19 %
Rata – Rata
Apparent Specific Gravity
2,87 %
Bulk Specific Gravity (kering)
2,617 %
Bulk Specific Gravity (SSD)
2,706 %
Persentase Absorpsi Air
3,33 %

Analisa

Dari hasil percobaan untuk agregat kasar, didapat Apprent Specific Gravity sebesar 2,87; BSG saat kering sebesar 2,617%; BSG saat SSD sebesar 2,706%; dan presentase absorpsi air sebesar 3,33%. Data tersebut digunakan untuk menghitung berat koreksi agregat kasar dalam mix concrete design.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar